rindu itu seperti bakteri yang
berlomba muncul didasar cawan
petri.
Aku rindu kamu sebanyak langit
yang bertabur meses bintang.
Rindu itu selalu berujung perih.
Seperti luka baru yang dilap
tissue berbasahkan alkohol.
Tak pernah berakhir indah.
Tak pernah berujung manis
seperti mengecap glukosa diatas
lidah.
Aku rindu kamu.
Rindu saat kau mengacak-acak
hati ku dengan totol-totol putih.
Pusing menghitung berapa kali
kau berhasil membuat bekas
didalam perasaanku.
Aku selalu membentengi hati ini
dengan pintu steril, tapi kamu
tetap bisa masuk di lubang selot
kecil.
Kamu memang kadang seperti
kuman, merusak hati dengan
penyakit kerinduaanmu.
Tapi tak mengapa, lakukan
sesukamu. Tapi kamu harus tau
bahwa di dasar hati ini, aku
merindukanmu, sepenuh hatiku