Malam ini sepi.
Tak ada jejak bintang.
Tak ada sinar bulan.
Tak ada hiasan angkasa diatas
sana.
Sama seperti hatiku.
Tak ada jejak senyummu.
Tak ada pesan kilat pengantar
tidurmu.
Tak ada telepon singkat darimu.
Semua ini menjadi kompleks.
Bersatu padu, bereaksi
membentuk sesuatu yang baru.
Sesuatu yang diberi nama seperti
ruang kosong tak berdebu.
Ruang pengab tak ada udara
masuk.
Membuat paru-paru seakan
dibanjir air madu.
Lengket, pengab, manis, sesak
seakan berteman mengerjaiku.
Ruang ituku beri nama ‘hampa’.
Tak bergema.
Tak berirama.
Tak bergetar.
Hanya ada sunyi senyam
membukam hati yang kesepian
semakin tersiksa.
Hampa mengunci hatiku dengan
pengaman borgol.
Sakit, rindu, sepi semakin
mewarna hati kosong ini.
Seperti langit tanpa bintang,
tanpa bulan, tanpa hiasan akan
hilang sebuah senyuman, langit
hanya akan gelap berhias
kehampaan dan kesunyian yang
menyeramkan.
Sama seperti aku, tanpa kamu
penerang di hatiku, aku akan
tersesat, hatiku akan gelap, dan
semua rasa akan mati karena
kehausan cahaya kamu.
Hanya ada kesepian dan
kehampaan dalam hatiku.
Aku hanya akan terjebak dan
tersesat dalam hatiku sendiri.
Ironis bukan?
Jadi datang padaku. Beri aku
peneranganmu. Penerangan dari
cintamu jadi aku tak akan
tersesat karena cahayamu
membawa aku pada jalan yang benar yaitu jalan menuju ruang bertaman di hatimu